Team periset di negara sisi New Mexico, Amerika Serikat (AS) memasangkan drone pada burung mati yang sudah ditaksidermi. Ini sisi dari eksperimen yang direncanakan agar semakin pahami skema terbang burung.

“Kami tiba dengan gagasan ini jika kami bisa memakai unggas mati dan menjadikan drone,” terang Situs slot online Dr. Mostafa Hassanalian, seorang profesor di Institut Pertambangan dan Tehnologi New Mexico, ke Reuters.

Hassanalian dan teamnya mempunyai gagasan itu Situs slot terpercaya sesudah tidak berhasil menyaksikan hasil yang diharapkan saat mereka menerbangkan ‘burung’ mekanis bikinan dalam temanan hewan hidup. Drone burung taksidermi sekarang ini sedang dites dalam sangkar khusus – tapi sekarang ini cuma bisa diterbangkan sepanjang sekitaran 20 menit setiap, seperti d ikutip dari situs Russia Today, Selasa (25/4).

Diharap project ini bisa memberikan pencerahan baru berkaitan bagaimana burung mengirit energi secara terbang dalam skema tertentu saat drone bikinan diterbangkan bersama temanan yang hidup. Data ini mempunyai potensi diaplikasikan untuk menyingkat penerbangan manusia.

Bila kita pelajari bagaimana burung-burung ini mengurus energi dari mereka sendiri, kita bisa mengaplikasikannya ke industri penerbangan masa datang untuk mengirit semakin banyak energi dan mengirit semakin banyak bahan bakar,” terang Hassanalian.

Pengetesan ini diharap semakin lebih melafalkan teori mengenai bagaimana warna burung berhubungan dengan efektivitas penerbangan.

“Kami sudah bereksperimen dan tentukan jika, untuk pesawat sayap masih tetap kami, implementasi warna tertentu bisa mengganti efektivitas penerbangan,” kata periset lain, Brenden Herkenhoff.

“Dan hal sama berlaku untuk burung, kami yakin.”

 

error: Content is protected !!