Twitter akan Turunkan Kemampuan Pengguna untuk Like Cuitan Misinformasi

 

 

Twitter bekerja untuk memperlebar pemakaian merek ‘misinformasi’ pada ciutan yang dipandang menyimpang.

Perusahaan beritanya tengah meningkatkan feature baru yang sekarang belum digelontorkan ke semua pemakai. Feature ini memungkinkannya hadirnya merek ‘informasi menyesatkan’ saat pemakai coba memberi ‘like’ ciutan (yang dipandang memiliki kandungan misinformasi).

Mencuplik situs Tech Crunch, Selasa (10/11/2020), feature togel singapore hari ini ini diketemukan oleh reverse engineer, Jane Manchun Wong, dalam code program Twitter.

Dia menjelaskan, tambahan itu tidak menahan pemakai untuk memberi ‘like’ pada suatu ciutan, cuman perlambat.

“Twitter tengah meningkatkan peringatan misinformasi pada Likes, sama dalam quote tweet/ Retweet,” catat Wong di account Twitternya @wongmjane.

Peringatan sama tampil saat pemakai coba me-Retweet upload dengan merek misinformasi.

Twitter is working on misinformation warning on Likes, just like the ones for Quote Tweets / Retweets pic.twitter.com/BLlmaw5RZK

Feature baru ini searah dengan perlakuan yang lain diambil Twitter untuk perlambat penebaran misinformasi di platformnya.

Faksi Twitter benarkan feature yang diketemukan oleh Wong di atas. Twitter menyebutkan, feature itu sedang dalam peningkatan serta belum memberikan info berkaitan kapan akan dikeluarkan secara luas.

“Arah kami akan memberi kerangka serta perlengkapan yang diperlukan untuk mendapati sumber info yang dapat dipercaya di service kami, tidak perduli tema atau di mana mereka menyaksikan ciutan,” kata jubir Twitter.

Dia menambah, hal yang mereka kerjakan ialah proses yang berulang-ulang.

“Kami lagi mendalami feature serta peraturan untuk menolong pemakai Twitter membuat keputusan yang pas,” katanya.

Kecuali perombakan Retweet dengan pilihan quote tweet, Twitter mengeluarkan rangkaian peraturan baru mendekati Pemilihan presiden AS, buat tangani ciutan yang dipandang menyimpang.

Twitter mendatangkan merek misinformasi serta mengaplikasikan peringatan serta limitasi yang lebih agresif pada tweet dari figur politik AS, account kampanye, serta account yang lain berbasiskan di AS. Dengan begitu, ciutan yang memiliki kandungan merek misinformasi tidak menebar ke semakin banyak pemakai.

Awalnya, peringatan ditaruh dibagian atas ciutan yang mengakui kemenangan palsu calon Pemilihan presiden AS.

Twitter sendiri menyebutkan, faksinya coba hilangkan misinformasi dengan tidak meluluskan ciutan memiliki label menyimpang tampil di Pencarian atau dimasukkan pada dalam Timeline pemakai (bila mereka tidak mengikut account itu). Walau begitu, ciutan yang diartikan bisa dibalas, dikasih like, atau di-retweet.

error: Content is protected !!